Dalam menjalankan bisnis diperlukan strategi dalam menjalankannya, seperti strategi marketing dan khususnya yang terpenting dan krusial adalah strategi dalam operational. Hal ini dianggap krusial karena apabila rantai operational tidak diperhitungkan secara cermat akan menyebabkan biaya operational yang akan membengkak. Sehingga diperlukan metode untuk menjaga rantai pasok dengan pendataan yang comprehensif. Banyak orang yang mengira bahwa metode seperti ini ribet dan hanya dibutuhkan oleh perusahaan besar saja. Namun ternyata pandangan itu keliru. Apapun bisnisnya diperlukan perhitungan dalam operational jika harapannya usaha tersebut akan menjadi usaha yang besar dengan penjualan yang terus meningkat.
Hal itulah yang sempat dirasakan Susi, janda dua anak yang tinggal di pojok daerah Jakarta. Susi seorang wanita pekerja keras, terlihat dari kemampuannya dalam bertahan dari kehidupan yang begitu keras ini. Semenjak pisah dengan mantan suaminya yang memilih wanita lain, Susi memang menjadi tulang punggung untuk membesarkan kedua anaknya. Ia tidak ingin kegagalannya dalam berumah tangga menjadi berdampak pada tumbuh kembang anaknya. Oleh sebab itu, Susi menjalankan berbagai cara agar anaknya mendapatkan pendidikan dan fasilitas yang baik. Susi bekerja dari rumah ke rumah untuk membantu aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menyetrika, dan bebersih.
Bertemunya Susi dengan kang Ali membuka peluang baru untuk Susi bisa berbisnis. Susi dan kang Ali sudah kenal sejak dulu karena mereka berasal dari satu kampung halaman di Subang, dan sama-sama menyambung hidup di Jakarta. Saat pertemuan yang tidak sengaja itu, kang Ali dan Susi saling bercerita mengenai kesibukannya saat ini. Kang Ali yang diketahui Susi menjadi supir beberapa tahun yang lalu, ternyata sudah berubah nasib. Kang Ali kini menjadi pemilik brand kaos kaki yang produknya diambil dari pabrik kaos kaki yang dimiliki temannya. Kang Ali memang bermain pada penjualan skala besar untuk kaos kakinya. Ia memasuki kaos kakinya juga sampai ke supermarket-supermarket dan toko buku di Subang. Melihat keadaan Susi sebagai tulang punggung keluarga, kang Ali mengajak Susi untuk bergabung menjadi resellernya. Melihat kesuksesan kang Ali, membuat Susi tertarik untuk bergabung.
Di awal Susi mengambil 2 lusin kaos kaki yang dijualnya pada majikan-majikannya. Dengan harga yang murah membuat kaos kaki Susi cepat laku. Kemudian Susi meminta pengiriman lagi 3 lusin, sembari ngumpul dengan tetangga-tetangga Susi sering membawa kaos kakinya, lagi-lagi kaos kaki Susi cepat laku dan habis. Setelah Susi pikir-pikir ternyata harga kaos kaki yang murah tersebut, membuat orang-orang tidak berpikir lama untuk membelinya. Untuk pemesanan selanjutnya Susi memberanikan diri memesan satu karung besar, dengan rencana ia ingin memasukkannya ke toko buku di Jakarta, karena kebetulan salah satu majikannya pemilik supermarket dan toko buku di Jakarta.
Dalam waktu 3 bulan, Susi deal untuk memasukkan kaos kakinya ke beberapa 2 toko milik majikannya dengan produk yang rutin di kirim 1x seminggu dengan sistem konsisten. Saat berada dalam kondisi inilah Susi merasa kewalahan dalam mendata produk masuk dan keluar karena semua data masih dilakukan secara manual. Untuk mengatasi hal tersebut, Susi menyadari diperlukan adanya sistem untuk mengatur bisnis kaos kakinya. Dan VIE-lah solusi dari masalah ini, dengan penggunaan sistem ERP yang bernama vie, Susi mampu memudahkan pendataan produk yang keluar dan masuk dengan mengurangi kekeliruan pendataan. Selain itu VIE juga dilengkapi dengan blockchain yang menjamin keamanan data dengan harga yang murah dan terjangkau untuk digunakan oleh UMKM. untuk lebih mengetahui soal VIE silahkan kunjungi link berikut https://www.vie.co.id/.
Saat pemesanan kaos kaki Susi mendapatkan peningkatan dengan mitra toko yang lebih banyak. Susi mengalami masalah baru sebab pemesanan dari toko sering berubah-ubah dan Susi harus terus menelpon pihak vendor yang untuk informasi perubahan pemesanan karena barang masih bersisa dan lain sebagainya, belum lagi dari pihak vendor yang terkadang tidak tidak bisa fleksibel karena pemberitahuan yang mendadak dan lain sebagainya. Kasus ini menyebabkan berbagai resiko seperti barang yang bersisa dan lainnya. Setelah dihitung-hitung begitu banyak stok yang tersimpan yang menyebabkan pembengkakan biaya operational karena tidak sebanding dengan profit yang didapat. Dengan kondisi ini diperlukan sistem yang terintegrasi untuk mengontrol supply chain. SSC adalah solusi bisnis dalam aktivitas supply chain. SSC akan mengkonekkan setiap mitra dalam ekosistem bisnis dengan menggunakan sistem blockchain yang memberikan keamanan pada data yang diberikan karena setiap mitra memiliki record yang sama dan hak yang sama untuk mengubah dan mengatur bahkan menghapus. SSC hadir untuk meminimalisir kecacatan dalam pendataan agar profit dapat dioptimalkan. Untuk informasi lebih lanjut dapat kunjungin link berikut https://www.ssc.co.id/
Sukses menjalankan bisnis kaos kakinya membuat Susi dapat menyekolahkan anaknya di sekolah yang bagus. Susi selalu berharap anaknya mendapatkan masa depan yang lebih baik. Susi dibesarkan dari keluarga yang broken dan sulit dalam kondisi ekonomi sehingga Susi tidak dapat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sehingga Susi sulit untuk bisa masuk kerja di perkantoran. Karena pada umumnya kantor meminta karyawan dengan minimal pendidikan setara sarjana. Susi tidak mau kesulitan yang ia alami dialami oleh anak-anaknya dan juga anak-anak lain yang senasib dengannya. Oleh karena itu Susi turut menyumbang 10% dari keuntungannya untuk mendukung pendidikan anak-anak kurang mampu agar mereka tetap mampu bersekolah dengan hak yang sama dengan yang ia berikan kepada anak-anaknya. Melalui Pureheart Susi menyalurkan sumbangan tersebut secara rutin. Dan pureheart memberikannya kepada anak-anak di panti asuhan, dan anak-anak jalanan untuk dibuatkan sekolah sebagai tempat mereka mendapatkan ilmu dan pengajaran. Untuk lebih lengkapnya mengenai pureheart silahkan kunjungi laman ini https://pureheart.ledgernow.com/